LINGKARAN TERAKHIRKU : NOMOR HANDPHONEMU
Hari
demi hari telah ku lewati, tak terlalu spesial bahkan sama seperti hari-hari
sebelumnya, namun sedikit lebih indah dengan adanya dirimu di ruangan ini.
Sebenarnya ingin sekali hanya sekedar menyapanya, basa-basi atau apapun itu aku
tidak tahu bahasa gaulnya, tapi intinya aku terlalu takut untuk memulai suatu
pembicaraan. Aku tenggelam dalam lamunan, sampai akhirnya ada suara yang memecah
lamunanku..
“Eh
res, kamu tau soal nomor 2 ini ? aku gak
tau, agak susah ini soalnya, mana belum tau dasarnya lagi” Tanya
dieniar.
“ooh,
nomor 2? Itu mah gampang, coba aja
tanya bu guru hehehe” Jawab ku asal. Walaupun sebenarnya aku tau jawaban dari
soal itu, tapi sedikit candaan mungkin akan meluluhkan kekakuan di antara kita.
“Yeee,
kalo tanya bu guru ya jelas udah tau kali,
yaudah lanjut yuk” kata dieniar.
Lagi-lagi,
kata “yaudah” menjadi kata penutup di akhir percakapan kita. Percakapan kami di
hari itu hanya itu saja, lidahku kaku rasanya ketika akan memulai suatu
pembicaraan, bukan karena tidak ada topik yang akan di bicarakan, tapi ini
tentang keberanian bung !
Andai saja dulu aku tidak sepengecut itu
, mungkin hari ku kala itu menjadi lebih spesial.-
Keesokannya,
aku mengalami perkembangan keberanian. Entah setan apa yang merasuki ku,
beraninya aku meminta nomor handphone
mu dan entah kehokian apa yang ku
miliki, kamu memberikan nomor handphone mu tanpa syarat apapun pada ku. Saat
itu, ketika ada orang yang meminta nomor handphone
orang lain, biasanya ada syarat-syarat nya, siapa sih orang yang memulai tradisi “syarat-syarat” ini ? Ada-ada saja..
Betapa
girangnya hatiku setelah mendapat nomor handphone
mu. Malam pun tiba, aku memberanikan diri untuk mengirim SMS kepadamu..
“Hai
din, aku fares. Simpen nomor ku ya ?! “.
Handphone
ku bergetar dan tak kalah bergetar pula dada ku setelah melihat notifikasi SMS dari mu.
“Hai juga res, okeoke udah aku simpen kok” balas dieniar.
“Hai juga res, okeoke udah aku simpen kok” balas dieniar.
Tak
perlu waktu lama untuk membalas SMS
darinya
“Sip,
oiya din besok kan ada materi baru, kamu udah nyatet materi yang kemarin di jelasin
bu suci ? kalo udah , aku minjem ya” Tanya ku.
“Udah
kok , pinjem aja . Besok aku bawa bukunya ke sekolah, yaudah aku tidur ya res.
Aku udah ngantuk. Bye Fares.” jawab dieniar.
“Oke
din makasih banyak ya, bye juga Dieniar” Balas ku.
Ahh,
lagi-lagi kata “yaudah” kembali menutup percakapan kami, walaupun hanya melalui SMS.
“yaudah” masih menjadi ciri khasmu
sampai sekarang, tetaplah seperti itu Dieniar.-
0 comments :
Hanya blog dengan isi secarit cerita yang masih terkenang dalam ingatan atau mungkin akan terkenang selamanya.
Contact Form
Popular Posts
-
Hari demi hari telah ku lewati, tak terlalu spesial bahkan sama seperti hari-hari sebelumnya, namun sedikit lebih indah dengan adanya d...
-
RESERVED. JUST WAIT 10 HOURS. I'LL WRITE AGAIN TOMORROW . I'M SORRY :P
-
Dua minggu sudah berlalu, hidup ku pun tetap seperti ini. Ohiya hari ini adalah hari minggu, hari yang sangat di nantikan para pelajar ...
-
“Eh fares, iya aku juga di ruangan ini, kamu ikut materi apa ?” tanya dieniar. “Kalo aku di ruangan ini, pasti kita di materi yang sa...
-
Ahh…pagi itu, benar-benar pagi yang tak dapat ku lupakan sampai saat ini. Kenalkan, namaku Faris. Anak pertama dari 3 bersaudara, 3 b...
statistics
Google Plus
Facebook
Twitter
Share this Post
Ads 1
Ads 2
Ads 2
Contributors
Powered by Blogger.
Post a Comment